Standart Operasional Prosedur, info, cara, dan seputar materi keperawatan, medis dan otomotif. . .terima kasih atas kunjungannya,kembali lagi lain waktu dan juga jangan lupa di bookmarks di browser kalian.

Wednesday, August 27, 2014

Penjelasan Mini Stroke

Didha's blog - mungkin sebagian dari anda masih bingung dengan mini stroke.mari kita simak penjelasannya dari dokter Nizmah,berikut kutipannya.
Dokter Spesialis Syaraf Rumah Sakit
Bunda Jakarta dr Nizmah SpS mengimbau
masyarakat untuk mewaspadai penyakit "transient
ischemic attack" (TIA), atau mini stroke, yang
gejalanya mirip dengan stroke.
Nizmah dalam diskusi yang bertajuk "Stroke Bukan
Akhir Segalanya" di Jakarta, Selasa (26/8),
mengatakan mini stroke merupakan sumbatan
pembuluh darah, tetapi sesaat dan kondisi penderita
bisa kembali normal sebelum 24 jam.
"Kalau sudah 24 jam, itu sudah terkena stroke,"
katanya.
Dia menyatakan gejalanya mirip stroke, yakni
kebingungan sesaat, kesulitan berbicara atau
mengerti pembicaraan dan gangguan penglihatan,
"dizziness" atau gangguan keseimbangan.
"Mini stroke merupakan tanda peringatan untuk
terjadinya stroke dan sebanyak 30 persen penderita
stroke diawali mini stroke," katanya.
Namun, dia mengatakan stroke tidak selalu diawali
oleh mini stroke dan mini stroke tidak menjamin
seseorang akan terkena stroke karena sifatnya yang
bisa kembali ke normal dalam waktu yang cepat.
Karena itu, Nizmah mengimbau masyarakat untuk
segera memeriksakan diri ke rumah sakit baik itu
ketika terserang mini stroke maupun sudah kembali
ke keadaan normal.
"Walaupun ketika masuk mobil sudah sembuh,
jangan balik lagi. Orang harus diperiksakan ke
rumah sakit untuk mengetahui faktor resiko yang
bisa mencegah keadaan lebih parah," katanya.
Dia menjelaskan jika seseorang sudah terkena
stroke, faktor resikonya bertambah, misalnya semula
diabetes, merokok dan hipertensi, kemudian
bertambah dengan riwayat stroke.
Nizmah mengatakan gejala mini stroke paling parah
apabila menyerang pusat sensorik (mati rasa) dan
motorik (alat berbicara) serta pusat berpikir.
"Dia 'aware' (sadar) merasa ada yang salah dengan
tubuhnya, tetapi dia juga tidak bisa memberi tahu
keluarganya karena pusat bicaranya ikut diserang,"
katanya.
Karena itu, dia berpesan, selain penderita sendiri
yang harus waspada, orang-orang terdekat juga
harus sensitif melihat gejala-gejalanya.
"Sel syaraf inti itu matinya hanya dalam jangka
waktu lima menit, meskipun ada daerah penumbra
atau daerah syaraf yang masih bisa diselamatkan,
sebaiknya harus ditangani dengan cepat," katanya.
Sementara itu, Dokter Spesialis Bedah Syaraf Rumah
Sakit Bunda Jakarta Ibnu Benhadi dr. Ibnu Benhadi
Sp.BS mengatakan tidak ada yang menjamin berapa
lama penderita bisa bertahan tergantung dari
tingkatan strokenya.
"Makanya, banyak yang bilang stroke itu faktor
keberuntungan," katanya.
Dia menyatakan stroke dibagi menjadi dua, yakni
stroke sumbatan di pembuluh darah dan stroke
karena pecahnya pembuluh darah di otak.
Ibnu menambahkan 80 persen kasus stroke di
Indonesia adalah kasus stroke sumbatan, sementara
pecahnya pembuluh darah sangat jarang terjadi.
Tetapi, lanjut dia, yang paling berisiko, yakni stroke
karena pembuluh darah pecah, terutama menyerang
batang otak.
"Itu bisa membuat orang meninggal seketika,"
katanya.
Di Indonesia, stroke menempati urutan pertama
sebagai penyebab kematian di rumah sakit dan
tanpa pengobatan, 62 persen penderita stroke akan
mengalami kecacatan sedang sampai berat.

No comments:

Post a Comment