Standart Operasional Prosedur, info, cara, dan seputar materi keperawatan, medis dan otomotif. . .terima kasih atas kunjungannya,kembali lagi lain waktu dan juga jangan lupa di bookmarks di browser kalian.

Monday, May 12, 2014

Informasi tentang Hiperhidrosis

Didha's blog™ - – Semua orang
pasti sudah mengeluarkan keringat
karena keringat merupakan suatu
fenomena alamiah yang penting untuk
regulasi suhu tubuh setiap orang.
Sekresi keringat dilakukan oleh sistem
syaraf vegetatif kita (sistem syaraf
simpatik).
Ada beberapa sebagian orang
mengeluarkan keringat berlebihan dari
tubuhnya dan dalam istilah kesehatan
disebut dengan Hiperhidrosis.
Hiperhidrosis yaitu kelainan yang
terjadi pada tubuh manusia yang
berhubungan dengan keringat yang
berlebihan. Keringat yang berlebihan
atau Hiperhidrosis disebabkan oleh
kelainan pada produksi hormon,
adanya penyakit, efek obat-obatan
tertentu, pengaruh kejiwaan seperti
takut atau gelisah, faktor genetis atau
keturunan, dan penyakit sistematik
tertentu.
Penyebab
Penyebab hiperhidrosis berasal dari
sistem pengaturan suhu tubuh,
khususnya kelenjar keringat Anda.
Kulit memiliki dua jenis kelenjar keringat
yaitu :
1. Kelenjar Ekrine
Terjadi pada sebagian besar tubuh
Anda dan terbuka secara langsung ke
permukaan kulit.
2. Kelenjar Apokrine
Kelenjar ini berkembang di daerah
melimpah di folikel rambut, seperti di,
ketiak dan pangkal paha kulit kepala
Anda. Ketika suhu tubuh Anda
meningkat, sistem saraf otonomik
merangsang kelenjar untuk
mengeluarkan cairan ke permukaan
kulit hal inilah yang mendinginkan
tubuh Anda karena terjadi proses
penguapan.
Klasifikasi Hiperhidrosis
Klasifikasi hiperhidrosis berdasarkan
penyebabnya :
1. Hiperhidrosis sebagai suatu bagian
dari kondisi yang telah ada
(hiperhidrosis sekunder)
Beberapa kondisi dapat menyebabkan
keringat berlebihan, sebagai suatu yang
melibatkan seluruh tubuh :
Hipertiroidisme atau penyakit
endokrin yang sejenis.
Terapi endokrin untuk kanker
prostat atau tipe lain dari
penyakitkeganasan.
Penyakit-penyakit psikiatrik yang
berat.
Obesitas.
Menopause.
2. Hiperhidrosis tanpa sebab yang
diketahui (hiperhidrosis primer atau
essensial)
Keadaan ini jauh lebih sering daripada
hiperhidrosis sekunder dan muncul
secara umum, berlokasi pada satu atau
beberapa tempat dari tubuh) lebih
sering tangan, kaki, ketiak atau
kombinasi dari semua itu)
Selalu dimulai selama masa kecil atau
masa remaja dan menetap sepanjang
hidup.
Gugup dan cemas dapat mendatangkan
atau mengagregasi keringat tetapi
gangguan psikiatrik sangat jarang
menyebabkan gangguan ini.
Hiperhidrosis tipe lainnya :
Hiperhidrosis Lokalisata
Tempat-tempat predileksi pada telapak
tangan, telapak kaki, dan daerah
intertriginosa yaitu aksila, lipatan
inguinal, dan daerah
perineum.Kadang-kadang bias terdapat
pada dahi, pangkal hidung, dan daerah
sternum.Penyebab dari hiperhidrosis
lokalisata yaitu emosional, apabila
sebagian dikarenakan oleh hemiplegi
atau kelainan saraf unilateral.
Hiperhidrosis Emosional
Bentuk ini intermitten dan tergantung
pada emosi yang disebabkan oleh
kecemasan, kesedihan, ketakutan, atau
stimulasi dari obat, seperti kafein yang
terdapat pada kopi, dan teh.
Hiperhidrosis Generalisata
Hiperhidrosis generalisata dapat terjadi
oleh karena udara panas dengan
kelembaban tinggi seperti pada daerah
tropis, sakit panas, atau latihan yang
berlebihan. Hal ini mungkin juga
terjadi pada kelainan hormonal seperti
hipertiroidism, diabetes mellitus,
kehamilan, Parkinson, kelainan saraf
simpatik, tumor metastatik yang
mengenai medulla spinalis, aspirin,
dan obat-obat kolinergik seperti
pilokarpin atau pisostigmin,
antidepresan golongan SSRI atau
trisiklik, dan opioid. Tidak biasa
terdapat pada penyakit kronis yang
menyebabkan kelemahan.
Hiperhidrosis Gustatorik
Hiperhidrosis ini terjadi pada bibir,
hidung, dahi, dan sternum setelah
makan makanan panas dan pedas.Hal
ini bersifat fisiologi dan refleks dari
kelainan ini belum diketahui.
Hiperhidrosis gustatorik dapat bersifat
patologi seperti pada penderita
kelainan-kelainan glandula parotis atau
penderita tumor. Pada bayi dapat
terjadi pada lutut/kaki kiri yang
disebabkan oleh minum susu.
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala hiperhidrosis meliputi :
Terlihat sering berkeringat,
bahkan tergolong berlebihan,
sehingga dapat terlihat melalui
pakaian yang basah
Abnormal yang berlebihan dan
keringat mengganggu di kaki,
ketiak, kepala atau wajah
Tetesan keringat pada telapak
tangan atau telapak kaki bersifat
lebih lengket
Diagnosis
Diagnosis hiperhidrosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Anamnesis
Didapatkan keluhan penderita
mengeluarkan keringat yang
berlebihan, yang bisa menghambat
aktivitasnya sehari-hari.
Hal ini kadang dipicu oleh stress, emosi
atau olah raga, tetapi juga bisa terjadi
secara spontan.
Pada pasien dengan curiga
hipoglikemia.gejala awalnya adalah
berkeringat, badan gemetaran, lemah,
lapar dan mual.
Hipoglikemia juga bisa terjadi setelah
makan, terutama pada orang-orang
yang telah menjalani pembedahan
lambung atau usus. Pada pasien demam
juga dapat terjadi keringat yang
berlebihan.Pada saat suhu tubuh mulai
turun kembali, bisa disertai dengan
keringat yang berlebihan.
Untuk mengetahui penyebab dari
hiperhidrosis, perlu dilakukan
anamnesis yang lebih mendalam untuk
mencari penyebab yang mendasarinya
seperti hipoglikemia, hipertiroidisme
(penurunan berat badan, denyut
jantung yang cepat atau tidak teratur,
gelisahdan keringat yang berlebihan),
tuberkulosis paru (berkeringat di
malam hari), dan malaria (pada
awalnya penderita menggigil, sakit
kapala, mual dan muntah, ketika suhu
tubuh mulai turun, akan keluar banyak
keringat).
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan dapat ditemukan
adanya keringat berlebihan pada
telapak tangan, ketiak, telapak
kaki.Adapun pada pemeriksaan tanda
vital dapat ditemukan takikardi (kasus
hipertiroidisme), hipertermi (saat
demam), dyspneu jika penyebabnya
tuberkulosis paru.
Pemeriksaan penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan untuk menegakkan
diagnosis hiperhidrosis dan
menyingkirkan berbagai diagnosis
banding adalah sebagai berikut ini:
1. Tes fungsi tiroid, untuk
menyatakan kemungkinan
hipertiroidisme atau
tirotoksikosis.
2. Kadar glukosa darah, untuk
menyatakan kemungkinan
hipoglikemia.
3. Pemeriksaan katekolamin urin,
untuk menyatakan kemungkinan
pheochromocytoma.
4. Kadar asam urat, untuk
menyatakan kemungkinan gout.
5. Tes purified protein derivative
(PPD) sebagai screening untuk
tuberkulosis.
6. Rontgen dada (chest
radiography), untuk
menyingkirkan kemungkinan
tuberkulosis atau penyebab
neoplastik.
7. Thermoregulatory sweat test,
sebelum tes dilakukan kulit
ditaburi oleh bubuk yang dapat
berubah warna jika terkena
basah. Tes ini dilakukan di
ruangan dengan suhu normal dan
kemudian suhu dinaikkan
menjadi 38 derajat C. Pada
penderita hiperhidrosis bubuk
tersebut dapat berubah menjadi
warna ungu.
Penatalaksanaan
Pengobatan sistemik maupun topikal
kurang memuaskan karena hanya
bersifat sementara.Tetapi kelainan ini
dapat sembuh spontan dalam beberapa
tahun.
Pada hiperhidrosis sekunder, kondisi
yang mendasarinya harus diobati lebih
dulu. Pasien dengan terapi hormonal
untuk kanker prostat (castrasi, analog
LHRH) dengan gangguan keringat
dapat menjadi ringan dengan
pemberian anti estrogen (ciproterone
acetate).
Pada pasien dengan hiperhidrosis
primer atau untuk terapi simptomatik
dari keringat yang berat pada pasien
dengan hiperhidrosis sekunder,
sebaliknya tidak dapat diobati, metode-
metode berikut ini dapat diterima.
Pada pasien psikiatrik dengan
hiperhidrosis pengobatan yang sukses
dengan simptom ini sering mengurangi
kecenderungan stress emosional.
Anti respiran
Iontoforesis
Obat-obatan
Pembedahan
Metode pengobatan lain.
1.   Anti respiran
Selalu direkomendasikan sebagai
penilaian terapi yang pertama. Agen
yang paling efektif adalah alluminium
chlorida (20-25%) dalam alkohol
70-90%, diberikan pada malam hari
2-3 kali/hari. Secara umum,
pengobatan ini cukup pada kasus-kasus
dengan hiperhidrosis yang ringan
sampai yang berat tetapi harus diulang
secara teratur.Untuk hiperhidrosis
aksila konsentrasi yang digunakan
alumunium klorida 10-35%.Untuk
mengurangi iritasi sebaiknya memulai
dengan konsentrasi yang lebih
rendah.Untuk hiperhidrosis Palmaris
konsentrasi alumunium klorida yang
diberikan dapat mencapai >50%.
2.   Iontoforesis
Dapat dicoba bila anti respiran tidak
membawa kepada hasil yang
menguntungkan. Metode ini terdiri
dari penggunaan arus listrik intensitas
rendah (15-18 mA), dihasilkan oleh
generator DC, tapak tangan dan/atau
tapak kaki dicelupkan ke dalam suatu
larutan elektrolit. Prosedur ini harus
diulang secara teratur, dimulai dengan
20 sesi beberapa kali/minggu,
berangsur-angsur diperpanjang
interval antara pengobatan menjadi
1-2 minggu.
Hasilnya bervariasi : Beberapa pasien,
yang menderita hiperhidrosis ringan
atau berat, senang dengan metode ini,
beberapa ada yang menganggap ini
terlalu membutuhkan waktu atau tidak
efisien dan dapat dikatakan mahal
sangat sulit untuk menggunakannya
pada axilla dan tidak mungkin
digunakan pada hiperhidrosis difus
pada wajah atau badan/paha.
Hal ini diduga untuk memblokir
sementara kelenjar
keringat.Pengobatan berlangsung
sekitar 15 sampai 30 menit sehari
sekali dalam satu minggu.Lontoforesis
umumnya aman dan akhirnya terapi
pemeliharaan dapat dilakukan di
rumah.
3.   Obat-obatan
Tak ada obat-obatan yang spesifik
tersedia melawan keringat sebesar-
besarnya psikotropik (kebanyakan
sedatif) dan/obat-obat antikolinergik
sering dicoba tetapi selalu
menunjukkan begitu banyak efek
samping sebelum suatu hasil yang
nyata dapat diterima. Pada sedikit
kasus yang menderita keringat yang
besar-besar di badan (tapi tidak di
ekstremitas, suatu dosis rendah agen
anti kolinergik dapat mengurangi
simptom yang ringan tanpa membawa
kehidupan yang tidak dapat didukung
dari efek samping (mulut kering,
kesulitan akomodasi mata dan lain-
lain) tetapi dosis penting untuk
menormalkan jumlah keringat akan
jarang ditoleransi.
Pengobatan sistemik yang ada
mempunyai kekurangan sehingga
terdapat kesulitan didalam
penyembuhan penyakit
ini.Penggunaan antikolinergik seperti
atropine dikombinasi dengan
scopolamine, prantal, atau probanthine
adalah lebih baik daripada atropine
sendiri.Dosisnya tergantung pada
toleransi dan respon penderita. Efek
samping berupa mulut kering sekali.
4.   Pembedahan
Eksisi kelenjar keringat axilla
Pasien dengan hiperhidrosis axilla
yang tidak responsif terhadap terapi
medis dapat dengan efektif diobati
dengan eksisi kelenjar keringat axilla.
Jika keringat meluas melewati daerah
yang ditumbuhi rambut di axilla, incisi
beberapa kulit mungkin diperlukan,
kadang-kadang menghasilkan suatu
bentuk kelenjar parut hipertrofi dan/
atau konstriktif
Simpathectomy
Prinsip simpatektomi adalah
untuk memutus jalur syaraf dan
nodus (ganglia) yang mengirim
sinyal ke kelenjar keringat.
Secara mendasar, ini dapat
diterima untuk semua lokasi
tubuh, tetapi hanya nodus syaraf
dapat merespon kelenjar keringat
tapak tangan dan wajah dapat
diterima tanpa membutuhkan
prosedur pembedahan mayor.
Saat ini, pilihan terapi untuk
hiperhidrosis telapak tangan dan
wajah dari yang cukup sampai
yang parah (tetapi juga axilla,
khususnya jika dikombinasikan
dengan keringat telapak tangan),
dibuat dari suatu prosedur
pembedahan yang dikenal
sebagai simpatektomi thorax
dengan endoskopi. Tehnik
endoskop invasive minimal ini
dikembangkan tahun-tahun
belakangan ini pada beberapa
rumah sakit di Eropa,
menggantikan simpatektomi
thorax konvensional. Suatu
prosedur yang sangat traumatic
yang dilakukan di waktu lalu.
Tehnik endoskopi sangat aman,
jika dilakukan oleh seorang ahli
bedah yang sangat pengalaman
pada tipe prosedur ini dan
membawa kepada pengobatan
definitif yang hampir 100%
pasien meninggalkan hanya
sedikit jaringat parut di ketiak.
Orang-orang dengan
hiperhidrosis kombinasi dari
tapak tangan dan tapak kaki
memiliki kesempatan yang baik
untuk memperbaiki keringat kaki
mereka setelah sebuah operasi
ditujukan untuk menekan
keringat pada tangan.
Hiperhidrosis tangan terisolasi
dapat bagaimanapun hanya
diobati dengan simpatektomi
lumbal. Suatu prosedur membuka
abdomen.
Hiperhidrosis difus dari tubuh
atau keringat umum dari seluruh
tubuh tidak dapat diobati dengan
pembedahan.
5.   Metode Pengobatan Lain
Toxin Botulinum (Botox)
Sebuah famili toxin yang diproduksi
oleh suatu bakteri yang dikenal sebagai
Clostridium botulinum. Toxin ini
adalah salah satu dari racun-racun
yang mematikan yang pernah dikenal,
dicampuri efek substansi transmitter
asetil kolin pada synaps (tempat
hubungan dari suatu akhiran syaraf
dengan sel syaraf lain atau suatu otot)
dan membawa paralisis progresif dari
semua otot-otot di tubuh, termasuk
otot-otot pernafasan.
Pada dosis yang sangat rendah, toxin
botulinum telah digunakan pada kasus-
kasus dimana terlokalisasi
hiperaktivitas otot (spasme kelopak
mata, torticolli dan sebagainya)
dihasilkan pada suatu penurunan
dalam transmisi impuls ke otot.
Laporan awal telah dipublikasikan
berkenaan penggunaan toxin
botulinum pada hiperhidrosis. Ini
terlihat berhasil dengan adekuat pada
hiperhidrosis axilla, habis selama 6-12
bulan tergantung dosis (0,5 – 1,0 unit/
cm2).
Para peneliti telah menemukan bahwa
suntikan Botox, yang biasa digunakan
untuk membantu mengurangi kerutan
wajah halus, merupakan cara yang
efektif untuk mengobati hiperhidrosis
berat oleh memblokir saraf yang
memicu kelenjar keringat.
Botox memang tidak menyembuhkan,
namun untuk mencapai hasil yang
diinginkan, perawatan dapat dilakukan
meski menimbulkan rasa sakit, dan
hasilnya dapat terasa sekitar empat
bulan.Botox juga memiliki efek
samping seperti kelemahan otot tangan,
saat disuntikkan ke dalam telapak
tangan, dan sakit kepala, yang jarang
terjadi.
Pengobatan alternatif
Menurut pengalaman pengarang
beberapa pasien dikecewakan dengan
pengobatan yang ditawarkan dokter
mereka, telah mencoba metode-metode
terapi alternatif yang berbeda
termasuk homeopathy, masase,
akupuntur dan obat-obat fisioterapi.
Pada hampir semua kasus tanpa bukti
yang nyata.
Komplikasi
Komplikasi hiperhidrosis mencakup :
Infeksi jamur kuku
Orang yang berkeringat rentan
terhadap berbagai jenis infeksi
jamur.Itu karena jamur berkembang
dalam lingkungan lembab, seperti
sepatu.Itulah sebabnya lebih mungkin
mendapatkan infeksi di kuku kaki
daripada di kuku tangan.Sebuah
infeksi kuku biasanya dimulai dengan
gejala bintik putih atau kuning di
bawah ujung kuku. Saat terjadi infeksi
jamur, kuku akan menghitam, menebal
dan cenderung melebar. Kadang-
kadang kuku akan terpisah dari
tempatnya, dan kulit di sekitarnya
menjadi merah dan bengkak. Bahkan
dapat mendeteksi sedikit bau pada
kuku.
Infeksi bakteri dan kutil
Hiperhidrosis dapat berkontribusi
terhadap infeksi bakteri, terutama di
sekitar folikel rambut atau antara jari-
jari kaki.Ini juga terkait dengan kutil.
Bila memiliki hiperhidrosis, kutil akan
hilang dalam jangka waktu yang lama
meski setelah perawatan dan memiliki
kecenderungan untuk kembali kambuh.
Konsekuensi sosial dan emosional
Orang-orang dengan hiperhidrosis
biasanya memiliki keringat yang
berlebihan dari yang dapat
menghasilkan tangan basah dan bau
kaki yang tidak
menyenangkan.Akibatnya, mereka
dapat pengalaman yang signifikan
psikologis, sosial, konsekuensi
pendidikan dan pekerjaan yang
terbatas.
Kondisi kulit lainnya Kondisi kulit
tertentu seperti eksim dan ruam kulit,
terjadi lebih sering pada orang dengan
hiperhidrosis.Tidak mustahil juga
berkeringat berlebihan memperburuk
peradangan kulit.

No comments:

Post a Comment